Life Goes On

on Thursday, March 03, 2011
Halah.

(belum apa-apa kok sudah halah, lho.)

Anggap saja, saya sedang terkena virus galaunista saat mengetik postingan ini. Anggap saja, saya sedang terkena virus melankolis saat menarikan jemari di atas keyboard. Anggap saja, saya sedang meng-out of character-kan diri sendiri saat ide post ini terlintas. Anggap saja, saya sedang... sedang... sedang absen di blog yang kemarin sempat ter-update dengan kecepatan kilat ini.

Kisah pun dimulai dengan sebuah dialog.

"Nanti mau masuk SMA mana?"

Mungkin bagi sebagian besar remaja, pertanyaan ini tidak terlalu memusingkan. Ini bisa dianggap pertanyaan angin lalu yang tingkat keseriusannya tidak berbeda jauh dengan "Mau masuk SD mana?" Tapi bagi beberapa anak yang punya banyak pilihan dan... mungkin punya banyak mimpi serta... mungkin punya something, pertanyaan itu sudah cukup memusingkan. Pilihan yang akan menentukan di mana Anda akan menuntut ilmu selama tiga tahun itu cukup berat, lho.

Selanjutnya.

"Mau kuliah di mana? Jurusan apa?"

Berani jamin, pertanyaan ini terasa sangat memusingkan bagi anak-anak SMA yang sedang berjibaku dengan try out dan berbagai macam pelajaran tambahan sebagai persiapan menghadapi UAN. Tingkat keseriusan pertanyaan ini sudah bisa digolongkan menjadi sangat serius. Tempat kuliah sendiri sudah memusingkan. Belum ditambah dengan jurusan yang harus dipilih. Pilihannya bukan cuma dua atau tiga pula (IPA, IPS, dan Bahasa). Pilihannya ada sangaaaaaaat banyak. Satu fakultas saja sudah mencakup belasan jurusan. Dan di satu kampus, belum tentu hanya ada satu fakultas. Dan jumlah fakultas yang bisa dipilih itu bukan cuma sembilan tapi puluhan. Nah lho.

Berikutnya.

"Sudah 5k121p51? Kapan 51d4n9?"

Nah ini. Oke, tidak semua jurusan memiliki 5k121p51 sebagai tugas akhir dari masa kuliah selama bertahun-tahun. Tapi setidaknya, hampir semua mahasiswa merasakan ini. Kelanjutan dari proses 5k121p51 adalah 51d4n9. Membuat 5k121p51 saja sudah susah dan memusingkan karena belum tentu suatu topik bisa langsung disetujui. Proses pembuatannya saja sudah membuat mahasiswa seperlima hidup, seperlima tewas, seperlima putus harapan, seperlima hura-hura stres, seperlima [isi sesuka hati Anda]. Belum lagi ditambah dengan jadwal 51d4n9 yang entah kapan keluarnya. Apalagi, biasanya jadwal 51d4n9 ini begitu menyebalkannya sampai keluar di saat yang tidak terduga dan menyebabkan guncangan panik dadakan bagi para calon-calon terdakwa.

Selesai? Belum, belum.

"Sudah kerja? Kerja apa? Di mana? Gajinya berapa?"

Oke, selesai.


PS: Racauanista.

2 comments:

Mario said...

Belum!

"Kapan punya gandengan?"

"Kapan jadian?"

"Kapan ngundang2?"

"Kapan punya momongan?"

"Kapan si kecil punya ade?"

Dan yg nanya jg suka ditanyain yg sama.

(bentar...kenapa soal nulis ga pernah ditanyain?)

Reachy Ruch said...

Iya, masih panjang harusnya. Namanya juga 'Life Goes On' =))

Soal nulis?

"Kapan jadi novelis?"

Karena pertanyaan itu tidak wajar untuk ditanyakan pada setiap orang =P