Amal hari ini

on Friday, October 30, 2009
Oke.. Entri kali ini berdasarkan pada peristiwa yang baru saja terjadi kemarin pagi. Yang membuat sang penulis sempat emosi selama beberapa saat.

Mungkin udah sering terdengar, tentang razia KTP yang terjadi secara tiba-tiba (namanya juga razia, masa udah tau kapan?) di beberapa daerah kos-kosan di ibukota Indonesia. Setelah dua tahun merantau di ibukota, baru kali inilah, sang penulis merasakannya sendiri. Dan terjadi benar-benar di saat yang benar-benar tidak tepat.

Tadi pagi, setengah jam sebelum vitamin D dari sinar matahari berakhir, beberapa orang dengan mengenakan seragam biru tua, dengan bahagianya menggedor-gedor tiap pintu yang ada, kecuali pintu kamar mandi tentunya. Setelah dibukakan, mereka dengan sopannya mencoba berbasa-basi untuk meminta KTP dari para empunya kamar. Setelah diberikan, tentu saja, mereka tidak langsung mengembalikannya (Jelas!). Mereka mulai mengeluarkan alasan pertama, kedua, dan selanjutnya untuk menahan KTP-KTP tersebut.

Para empunya kamar yang KTP-nya sudah ditahan, diminta menemui petugas berseragam coklat untuk diberi sehelai kertas putih persegi yang katanya, tanda denda. Petugas itu juga mengatakan bahwa seharusnya, kalau sudah tinggal di Jakarta lebih dari 1x24 jam, diwajibkan untuk lapor ke RT. Petugas tersebut juga memberikan sebuah map yang kelihatannya sakti dengan 6 lembar fotokopian di dalamnya. Isinya? GAJE!

Petugas itu bilang, ini peraturannya kalau tidak percaya. Eh, itu fotokopian, isinya cuma keterangan-keterangan sama peraturan nomer berapa tahun berapa! Dikira anak-anak hukum semua?? Hapal di luar kepala puluhan hukum-hukum?? Swt dah.. ==a Dan lagi, ada tertulis, memberi penyuluhan, bukan merazia lalu mendenda ~__~ Namanya penyuluhan itu kan, dikumpulkan untuk diberitahu, kan? Atau guru PKn saya dulu salah mengajarkan?

Jujur, kejadian ini bikin saya tambah kecewa sama yang namanya petugas hukum ==a Kalo dulu cuma imajinasi-imajinasi yang terbentuk dari berita-berita yang ada. Sekarang, setelah mengalami sendiri? Tentu saja, teramat sangat kecewa.

Tapi, ya sudahlah. Anggap saja amal :D Semoga uang yang sudah diambil dari anak-anak yang bahkan belum bisa mencari uang sendiri itu, dimanfaatkan dengan baik. *Lumayan lho, uang makan sehari, cuy~*

Perahu Kertas

on Monday, October 12, 2009
Yo~

Mungkin ada beberapa pembaca yang sudah pernah merasa membaca dua buah kata yang saya jadikan judul post kali ini. Yap, itu adalah judul sebuah novel yang ditulis oleh Dewi Lestari alias Dee, yang baru saja saya temukan dan segera saya selesaikan beberapa hari kemarin.

Hal ini bermula dari iseng-iseng. Saat itu saya hanya ingin mencari-cari link e-book untuk disertakan dalam proyek saya. Ketika menelusuri judul-judul e-book yang ada, saya melihat sebuah novel berjudul "Perahu Kertas" yang ditulis oleh Dee. Berhubung saya tertarik pada Dee karena novelnya yang berjudul "Supernova : Ksatria, Putri, dan Bintang Jatuh" memiliki tata bahasa dan cara penceritaan yang unik, yang jarang saya temukan pada novelis Indonesia.

Iseng-iseng saya download e-book tersebut. Ternyata, hanya dengan membaca kalimat demi kalimat pada halaman pertama, saya langsung jatuh cinta. Saya tidak bisa melepaskan diri dari depan layar komputer hanya untuk membaca novel itu.

Novel ini dimulai dari perkenalan terhadap kedua tokoh utama. Keenan adalah seorang pemuda tampan, pandai, yang sudah tinggal selama enam tahun di Amsterdam demi memuaskan keinginannya untuk menjadi seorang pelukis. Hanya saja, sang ayah menolak mentah-mentah keinginan Keenan untuk melukis. Dia memaksa Keenan untuk kuliah jurusan ekonomi di Indonesia.

Di sisi lain, adalah seorang Kugy, pemudi yang juga akan memulai kuliahnya di universitas yang sama dengan Keenan. Berbeda jauh dengan remaja-remaja perempuan pada umumnya, Kugy tidak pernah memperhatikan penampilannya walaupun wajahnya cantik. Selain itu, dia dijuluki "Mother Alien" oleh teman-temannya karena kesenangannya akan mengkhayalkan berbagai macam hal. Kugy ini mempunyai cita-cita yang tidak biasa, yaitu juru dongeng.

Cerita pun bergulir diantara mereka berdua. Dari pertemuan mereka, persahabatan mereka, kemelut yang mereka dan teman-temannya alami. Sampai akhirnya tiba pada ending yang tak terduga.

Banyak yang mengatakan bahwa novel ini "nggak Dee banget". Tentu saja, tidak ada istilah-istilah aneh yang membuat kita harus berpikir keras, seperti saat membaca novel Supernova. Perahu Kertas adalah novel yang beridekan cerita cukup sederhana dengan cara penceritaan yang indah dan luar biasa. Cara Dee menyusun alur cerita dan menuliskannya dengan gaya bahasa yang menyenangkan, membuat novel ini mampu menjerat saya untuk terus membacanya.

Juga, membuat saya gemas setengah mati ketika e-book yang sudah saya download ternyata hanya menyajikan 10 bab dari 12 bab. Akhirnya, saya berjuang untuk mencari e-book full version-nya, yang untungnya saya temukan dengan sedikit usaha keras.

Pada akhirnya, novel ini membuat saya merasa bahwa hidup akan terus berjalan, apapun yang terjadi pada kita. Novel ini pun membuat saya sadar, impian yang bagaimanapun uniknya, bisa terwujud dengan kemauan keras. Hal ini membuat saya yang memang "sedikit" malas, mulai sedikit terpacu semangatnya untuk kembali mengejar impian masa kecil.


(credit : Perahu Kertas - Dewi Lestari)