Good Omens

on Wednesday, February 23, 2011
Hi, again.

Surprise? Thank you.

Nah, tidak, post ini tidak akan mengulas tentang The Omen, film yang dirilis pada tahun 1976 dan di-remake di tahun 2006. Oh, well, Anda penasaran? Masalahnya, saya tidak pernah menonton film tersebut dan biarpun saya cukup berminat untuk mengetahui isi film yang sesungguhnya dengan menonton via downloadan gratis, tetap saja saya tidak berminat untuk menontonnya. Tidak, pokoknya tidak. Alasannya? Ada deh, mau tau aja.

Good Omens.

Awalnya, saya mengira ini akan jadi novel yang penuh intrik dan teori konspirasi yang dikemas dengan sangat persuasif sampai membuat seseorang bisa meragukan kepercayaan yang sudah dianutnya selama puluhan tahun seperti beberapa novel yang sempat menjadi kontroversi tingkat dunia. Kenyataannya... tidak sama sekali. Ya buat saya sih tidak, entah untuk Anda. Karena masalahnya, ini novel kocak! Biarpun di dalamnya memang ada semacam teori konspirasi tapi tetap saja... cara mengemasnya membuat saya tertawa, bukan percaya.

Ya gimana ya. Pemilihan tokoh-tokoh utamanya saja sudah membuat saya merasa... what the?! Bayangkan, tokoh utamanya adalah semalaikat dan sesetan... yang bersahabat karib. Di awal saja, mereka digambarkan sedang ngerumpi tentang sudahkah malaikat berbuat baik? Sudahkah perbuatannya itu menggambarkan kebaikan? Lalu untuk yang setan, apakah perbuatannya sudah bisa digolongkan sebagai jahat? Well, sepasang malaikat dan setan yang merasa kurang baik dan kurang jahat.

Lol.

Lalu seperti dalam film The Omen di mana ada seorang bocah yang dianggap sebagai Antikristus, di sini juga ada seorang bocah yang merupakan Antikristus. Sistem kelahiran dan penukaran bayinya cukup membingungkan, but it's still funny. Dan kisah pun berlanjut ke beberapa tahun kemudian ketika si Antikristus sudah tumbuh besar dan siap untuk mengakhiri dunia. Yea, Armageddon. Tidak, ini sama sekali tidak terdengar seram atau horor atau mendebarkan. Ini tetap konyol!

Satu, malaikat dan setan yang seharusnya mendukung terjadinya Armageddon, malah berusaha keras untuk menghentikan terjadinya Armageddon. Dua, Empat Penunggang Kuda diganti menjadi Empat Pengendara Motor ala geng motor jalanan. Tiga, si Antikristus mengalami salah asuhan sehingga tidak berminat untuk melaksanakan Armageddon. Empat... lupa. Yah, intinya, tidak terasa horor atau seram karena dunia akan berakhir.

Kapan lagi bisa menertawakan hari kiamat, hm?

Intinya, recommended.

(credit: Good Omens - Neil Gaiman and Terry Pratchett)

0 comments: