Berlari secepat dia bisa menuju kembali ke kelas. Sensei pasti mau membantu! Pasti! Riki-kun memang nakal karena bawa-bawa binatang-binatang jelek itu. Tapi, kan harusnya sensei yang marahin. Kok malah orang-orang seram itu, sih!
“Sensei! Ada yang mukulin Riki-kun!”
Sensei kelihatan kaget karena tiba-tiba dia membuka pintu dan berteriak keras, tidak peduli pada teman-teman barunya. Sensei segera bertanya, di mana?
“Di tempat main!”
Sensei meminta teman-teman sekelasnya tenang dan duduk diam. Lalu, sensei segera mengikutinya ke taman bermain sekolah. Cemas. Riki-kun baik-baik saja, kan? Biarpun Riki-kun nakal, tapi tetap mau kenalan kok. Tetap mau jadi teman Riki-kun, asal Riki-kun ga nakal lagi. Ga bawa-bawa binatang jelek lagi! Jadi, Riki-kun tunggu sensei, ya. Sensei pasti marahin orang-orang seram itu.
Mereka sudah sampai di taman bermain yang tadi ditinggalkannya. Kosong. Eh? Ke mana Riki-kun dan orang-orang seram itu? Kenapa ga ada siapa pun di tempat main? Senseinya lagi-lagi tanya, di mana?
“Ga tau! Tadi Riki-kun di sini kok! Dipukuli orang-orang seram! Kok ga ada sih?”
Menoleh ke kanan, kiri, belakang, ke mana saja. Tidak ada siapa-siapa. Sepi. Kosong. Riki-kun di mana sih? Sudah dipanggilin sensei, nih! Masa kabur lagi! Padahal sudah capek juga teriak-teriak panggil Riki-kun. Kalau mau main petak umpet, jangan sekarang, Riki-kun!
Sensei menepuk kepalanya pelan. Katanya, nanti biar sensei yang lain yang cari Riki-kun. Katanya, sekarang waktunya belajar. Jadi, lebih baik mereka masuk kelas sekarang. Cuma bisa mengangguk dan mengikuti senseinya. Riki-kun pakai kabur sih! Ga mau temenan ah sama Riki-kun! Nakal! Sudah sukanya bawa-bawa kodok dan binatang-binatang jelek, sukanya kabur lagi! Ga tahu apa, sudah capek-capek lari, buat panggilin sensei! Cuma buat nolongin Riki-kun, tahu!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment