Jeritan apalagi itu?
Ibu guru menanyakan pada anak perempuan yang berteriak. Ada apa? Tapi, anak itu cuma menunjuk. Meja Riki-kun. Kodok-kodok kembali berlompatan di kelas. Serangga-serangga keluar dari laci meja. Kok hari ini banyak sekali binatang, sih? Dan kenapa semuanya muncul dari Riki-kun? Itu semua teman-temannya, ya? Memangnya ada yang suka kodok, lipan, jangkrik? Nggak ada! Ihhh, Riki-kun kok jahat gitu sih. Bawa-bawa binatang ke sekolah. Lihat saja, teman-temannya sudah lari-lari, loncat-loncat, menghindar ke sana kemari. Tapi, Riki-kun cuma diam saja! Ihhhh! Kesallll!
Hei, Riki-kun mau ke mana? Kok dia keluar kelas? Bawa tas lagi! Mau kabur, ya? Dikejarnya lagi teman berambut birunya itu. Riki-kun kok lari, sih? Kan jadi capek ngejarnya! Riki-kun baru berhenti di taman bermain sekolah. Nggak ada orang di situ. Sepi. Marahin Riki-kun, ah!
HEI!
Belum sempat berteriak memanggil, sudah ada yang berteriak lebih dulu. Menoleh dan mendapati segerombolan dengan tubuh yang jauh lebih besar, tinggi, dan mukanya seram! Eh, ngumpet dulu. Kenapa mereka mendekati Riki-kun! Dan kenapa Riki-kun cuma diam saja? Bagaimana kalau orang-orang seram itu mau melakukan sesuatu yang jahat?
BRAKK!
Tuh kan, tuh kannnn! Belum apa-apa, Riki-kun sudah dijatuhkan begitu! Ahhhh, gimana ini!! Takut. Tapi, tidak ada siapapun di sini. Da—dan suara-suara pukulan sudah mulai terdengar dari tempat Riki-kun. Orang-orang seram itu memukuli Riki! Memangnya Riki-kun salah apa? Masa gara-gara binatang-binatang itu?
Takut. Takut. Takut. Perlahan kakinya melangkah mundur. Nggak tahan lihat Riki-kun dipukuli. Nggak tahan mendengar jerit kesakitan Riki-kun. Riki-kun juga tidak membalas. Otou-san, takut. Berikutnya, dia sudah berlari menjauh. Panggil bu guru! Bu guru pasti mau menolong Riki-kun biarpun Riki-kun sudah nakal. Pasti!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment