What? Farewell again?!
Calm down, please. Tsk.
Okay.
Dan... tidak, mari gunakan bahasa Indonesia saja. Mata saya lima watt dan otak saya juga butuh istirahat, jadi post dengan bahasa Inggris hanya akan membuat post—yang sudah kacau—ini makin terlihat kacau dan makin tidak layak dibaca. Dan... tidak, saya tidak sebegitu cintanya pada perpisahan sampai-sampai menggunakan sepatah kata tersebut sebagai bagian dari judul post saya lagi. Hanya saja... perpisahan selalu menjadi cerita tersendiri yang menyenangkan untuk dinikmati, kan?
Apa? Tidak?
Jadi, cuma saya yang suram? Oke! #ganyante
Nah, karena Anda yang minta, saya akan mengulas perpisahan dari sudut pandang suramnya. Suram sesuram-suramnya sampai-sampai Anda akan dibanjiri oleh perasaan simpati yang meluap-luap dan pada akhirnya, Anda akan menghadiahkan sumpah serapah lengkap dengan makian-makian andalan pada si perpisahan ini. Proteslah, mengapa harus ada perpisahan. Proteslah, mengapa perpisahan itu harus eksis. Proteslah, mengapa Anda tidak bisa menghindar dari perpisahan.
Maunya sih begitu.
Berbahagialah kalian karena saya sedang tidak bisa menyuram.
Jadi, greeting atau bahasa lainnya, pertemuan. Jangan tanya mengapa lawan kata dari farewell adalah greeting, bukan meeting atau kata lain yang mungkin terpikir oleh Anda. Karena itu bukan ide saya, tapi ide Google. Oke, pertemuan ini sebenarnya adalah saudara kembar dari si perpisahan. Mereka tidak bisa dipisahkan dan sifat mereka identik. Biarpun satu-satunya alasan mengapa mereka tidak bisa digolongkan sebagai anak kembar adalah waktu lahir mereka yang biasanya berbeda cukup jauh.
Pertemuan.
Bisakah Anda menduga kapan akan bertemu dengan seseorang atau sekelompok orang? Bisakah Anda menduga kapan akan bertemu dengan sahabat terkarib Anda sekarang? Bisakah Anda menduga bagaimana sebuah pertemuan kecil menjadi sebuah hubungan yang sangat kuat? Bisakah Anda mengetahui apakah sebuah pertemuan akan membawa efek tawa berkepanjangan atau sedih yang berlarut-larut? Bisakah Anda menebak pertemuan macam apa yang akan Anda hadapi? Bisakah Anda... ssttt, saya tidak bertanya pada seorang peramal, ngomong-ngomong. Saya bertanya pada orang biasa yang tidak tahu seperti apa masa depannya.
Perpisahan.
Pertanyaannya tidak berbeda jauh dengan pertanyaan yang telah diungkapkan di bagian 'Pertemuan'. Cukup mengganti kata 'temu' dengan 'pisah' saja. Inilah mengapa saya menganggap mereka sebagai anak kembar. Mereka sama-sama tidak bisa diduga kapan datangnya, sama-sama tidak bisa ditebak akan menjadi seperti apa, sama-sama tidak bisa dikira-kira apa efeknya. Pertemuan tidak selalu sama dengan senang dan perpisahan tidak selalu sama dengan sedih. Ada pertemuan yang menyebalkan dan menyedihkan, ada juga perpisahan yang menyenangkan. Ada pertemuan dan perpisahan yang akan terus terpatri di ingatan walaupun sekian tahun telah berlalu, tapi ada pertemuan dan perpisahan yang akan dilupakan dalam hitungan detik. Ada pertemuan yang segera disusul oleh perpisahan, ada pertemuan yang tak kunjung menemui perpisahan.
Dua hal yang berbeda tapi mirip, menurut saya.
Dan... sebenarnya saya ingin menutup post ini dengan dua patah kata 'See ya' seperti biasa. Tapi saya ingin belajar membuat suatu penutup yang lebih layak. Tapi masalahnya, mata saya sudah berubah menjadi 3 watt. Dan lebih parahnya lagi, kasur saya sudah memanggil-manggil. Begitu juga dengan internet yang tidak mendukung saya untuk begadang. Jangan lupa ada... oke, intinya, saya butuh tidur. Jadi...
See ya.
0 comments:
Post a Comment